Produk ramah lingkungan semakin mendapat tempat di tengah masyarakat.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenkopUMKM) Teten Masduki mengungkapkan, selama pandemi terjadi perubahan pola bisnis UMKM nasional, menjadi lebih ramah lingkungan.
Dari survei yang dirilis oleh United Nations Development Programme (UNDP), Kemenkop UKM dan Indosat Ooredoo, ada sekitar 95% UMKM menyatakan minatnya pada praktik-praktik usaha ramah lingkungan, dengan usaha milik perempuan menunjukkan minat yang lebih kuat. Sedangkan sebanyak 90% lainnya, mengatakan mereka tertarik untuk menerapkan praktik usaha inklusif.
Penerapan bisnis hijau sendiri sudah banyak dilakukan oleh para produsen seperti, mengambil, memproduksi, menghasilkan, menjalankan operasional bisnis berbasis lingkungan. Kemudian mengurangi jejak karbon dengan melakukan penghematan energi serta menggunakan energi bersih dan terbarukan (EBT). Lalu, secara aktif melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) pada limbah yang dihasilkan, serta menghindari pencemaran air, udara, atau tanah dalam praktik bisnisnya.
Alinea.id mengulas sejumlah bisnis UMKM yang memproduksi barang ramah lingkungan disini.