Dari data UN Comtrade pada 2017 Indonesia mengimpor air sebanyak 3.168 ton dari 19 negara.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan jika impor air tidak mungkin dilakukan dalam bentuk biasa. Ia berujar, bila berbicara tentang impor air, bicara pula air yang nyata dan air maya.
“Kalau air nyata itu impornya sangat kecil dan bisa diabaikan secara volume,” kata Rachmat saat dihubungi ketika dihubungi reporter Alinea.id, Rabu (27/2).
Rachmat mengatakan, impor air nyata biasanya dilakukan dalam bentuk minuman, seperti minuman keras yang memang harus diimpor karena produksi di Indonesia terbilang kecil. Kemudian, ada impor air mineral alami yang dijual di restoran mahal dan hotel mewah.
“Itu memang harus diimpor karena air tersebut hanya diproduksi oleh negara-negara tertentu saja,” ujarnya.
Sedangkan air maya, kata Rachmat, merupakan air yang dibutuhkan untuk komoditas. Misalnya, sebut Rachmat, saat Indonesia mengimpor gandum. Ada sekitar 3.400 liter air yang diimpor per kilogram benih gandum.