Pada 2006, Stadion Menteng digusur. Pemprov DKI Jakarta menyulapnya menjadi taman kota.
Dalam Planning the Megacity: Jakarta in the Twentieth Century, Christopher Silver menulis, pengembangan awal kawasan Menteng berlangsung antara 1910 dan 1918. Pembangunan ini berdasarkan rencana arsitek Belanda, P.A.J. Mooijen.
Mooijen membayangkan kawasan Menteng serupa model kota taman di Inggris, Ebenezer Howard. Ia memadukan jalan-jalan lintas batas yang luas, dengan lingkaran konsentris jalanan, serta alun-alun di pusatnya.
“Rencana Mooijen telah dimodifikasi secara besar-besaran oleh F.J. Kubatz, sebagai bagian dari rencana pembangunan keseluruhan kota berikutnya,” tulis Silver.
Kubatz mengubah pola jalan, membangun sebuah danau kecil (sekarang menjadi Taman Situ Lembang), taman pusat, dan sarana olahraga. Pada 1921, stadion sepak bola untuk orang-orang Eropa dibangun, bernama Voetbalbond Indische Omstreken Sport—dikenal pula dengan sebutan VIOS atau Viosveld.