Indonesia dipastikan sudah masuk zona resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III 2020 hanya akan berada di level -2,9% hingga -1%.
“Ini artinya negative teritori kemungkinan terjadi pada kurtal-III 2020 dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal-IV 2020 yang kita upayakan bisa dekat 0 atau positif,” terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Selasa (22/9).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu pun mengamini prediksi tersebut. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III bakal berada pada kisaran angka yang dipoyeksikan Sri Mulyani. Dia bahkan secara terang-terangan mengatakan Indonesia sudah memasuki jurang resesi.
Menurut Febrio, tanda-tanda resesi itu sudah terlihat sejak awal tahun. Dimulai dari pertumbuhan ekonomi kuartal I yang biasanya di kisaran 5%, tetapi saat itu hanya mentok di angka 2,97%. Kemudian dilanjutkan pertumbuhan ekonomi kuartal II yang terkontraksi -5,32%.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 masih jauh dari kata usai. Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai bahwa pemerintah sama sekali tidak pernah serius menangani pandemi Covid-19. Tidak ada program dan target yang jelas dari pemerintah untuk dapat mengukur kapan pandemi dapat dikendalikan.