Nilai ekspor minyak atsiri tahunan mencapai US$400 juta.
Ketua Umum Dewan Atsiri Indonesia (DAI) Robby Gunawan menyatakan ada 97 jenis tanaman minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia.
"Menurut DAI sekitar 25-nya telah dikembangkan secara komersial menjadi industri minyak atsiri hulu–hilir sampai tahun 2020," katanya dalam Laporan Rantai Nilai Minyak Atsiri Indonesia.
Tanaman itu adalah adas, akar wangi, cendana, gaharu, jahe, jeruk purut, lada, kapulaga, kayu manis, kayu putih, kemenyan, kemukus, dan kenanga. Ada pula keruing, lajagoa, lawang, masoi, nilam, pala, palmarosa, pinus, sereh dapur, sereh wangi, dan sirih.
Laporan tersebut juga mencatat segmen yang memacu pertumbuhan industri minyak atsiri di dunia yakni kebutuhan aromaterapi global yang mencapai US$1,6 miliar pada 2020. Angka ini diperkirakan akan tumbuh hingga US$3,85 miliar pada 2028 mendatang.
"Aromaterapi semakin diterima sebagai terapi alternatif untuk berbagai masalah kesehatan," tambahnya.