Pemerintah telah merilis kebijakan terbaru untuk menstabilkan harga gabah di tingkat petani dan harga beras di tingkat konsumen.
Sepanjang bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.711,00 per kilogram (kg), turun 2,16% dari Januari 2023. Sedangkan di tingkat penggilingan harga gabah kering giling (GKG) Rp5.856 atau turun 1,96% dibandingkan bulan sebelumnya.
Untuk GKG di tingkat petani rata-rata dihargai Rp6.436,00 per kg atau turun 0,99% dan di tingkat penggilingan Rp6.557,00 per kg, turun 0,88%. Kemudian harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp5.431,00 per kg atau naik 5,18% dan di tingkat penggilingan Rp5.550,00 per kg, naik 5,03%.
Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwidjono Hadi Darwanto memperkirakan, dengan terjadinya banjir di sejumlah wilayah, harga gabah bisa lebih turun lagi. Hal ini menjadi ironis, karena ketika harga gabah anjlok, harga beras justru masih bertahan tinggi.
"Harga beras cenderung akan turun, karena panen raya, tapi kemungkinan panen raya akan kurang baik hasilnya karena banjir dan banyak hujan. Jadi harga beras juga mungkin tetap tinggi, dengan harga gabah rendah" jelas Dwidjono saat dihubungi Alinea.id, Senin (6/3).
Mengutip BPS, rata-rata harga beras kualitas premium di 877 penggilingan di 31 provinsi pada sepanjang Februari 2023 senilai Rp11.818 per kg, naik 4,17% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp11.301 per kg atau naik 4,62% dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan senilai Rp10.468 per kg atau naik sebesar 2,35%. Dibandingkan Februari 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 20,26%, 20,75%, dan 15,52%.