Shigeru Ono, yang mengganti nama menjadi Rahmat, merupakan salah seorang tentara Jepang yang memilih berperang bersama Republik.
Yayasan Warga Persahabatan di Jakarta mencatat, selama revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, sebanyak 903 mantan prajurit Jepang ikut gerilya. Sebanyak 531 di antara mereka tewas atau hilang, 45 kembali ke Jepang, dan 324 memilih menjadi warga Indonesia.
Salah satunya Shigeru Ono, yang kemudian mengganti nama menjadi Rahmat. Perjuangan Ono ditulis dalam buku Mereka yang Terlupakan: Memoar Rahmat Shigeru Ono Bekas Tentara Jepang yang Memihak Republik (2011), karya Eiichi Hayashi. Buku tersebut berdasarkan catatan harian Ono.
Setelah Jepang kalah perang, Ono merupakan pasukan yang menolak kembali ke negerinya. Mula-mula, Ono diberi tugas Markas Besar Tentara Indonesia di Yogyakarta untuk menulis buku-buku taktik perang.
Ono juga menyusun buku pedoman pengajaran strategi perang gerilya, yang diminta Zulkifli Lubis—orang penting militer Indonesia, yang mengetahui banyak bekas pasukan Jepang yang bergabung dengan militer Indonesia.