Slogan 'cinta produk Indonesia' tak sejalan dengan kebijakan impor pemerintah.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim mengatakan Presiden Joko Widodo tidak konsisten dalam menerapkan slogan 'cinta produk dalam negeri'. Khususnya di bidang pangan yang telah terlihat sejak awal kepemimpinannya pada 2014 silam.
“Beliau kampanyekan stop impor dan fokuskan kebutuhan pangan dari dalam negeri. Setelah dilantik justru keran impor dibuka seluas mungkin,” ujarnya, Senin (15/3).
Selain itu, pernyataan Jokowi itu yang mendorong cinta produk dalam negeri dan benci produk asing juga dinilai sangat kontras dengan sikap dan kebijakan pemerintah selama ini. Begitu banyak perjanjian perdagangan yang diteken. Baik melalui skema perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) maupun skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), kerjasama ekonomi yang lebih luas dari sekadar isu perdagangan.
Alinea.id mengulas ironi kampanye cinta produk negeri dengan kebijakan impor pemerintah dalam artikel ini.