Hoaks menjadi topik perhatian dunia ketika Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika 2016.
Problematika hoaks dalam konteks politik ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, namun merupakan fenomena global. Misalkan saja pada Juli 2018 ini, sebuah komite di Parlemen Inggris, setelah melakukan penelitian panjang, menyebutkan berita bohong menjadi ancaman serius bagi masa depan demokrasi.
Demikian juga di Singapura, pada Maret 2018, parlemennya membentuk panitia khusus yang menghadirkan lebih dari seratus narasumber dari berbagai negara. Tujuannya mengetahui seluk beluk kebohongan di dunia digital dan potensi dampak bahaya terhadap masyarakat heterogen dan multi kultur seperti di Singapura.
Hoaks menjadi topik perhatian dunia ketika Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika 2016. Pada saat itu, banyak orang menilai kemenangannya terbantu karena tersebarnya banyak berita bohong yang diproduksi di luar Amerika.
Sesungguhnya Indonesia sudah mengalami badai hoaks politik terlebih dahulu ketika Pilpres 2014, atau bahkan sebelumnya, yaitu ketika Pilgub DKI 2012. Komunitas anti hoaks mencatat kenaikan hoaks politik yang signifikan setiap kali ada pesta demokrasi yang berlangsung.
Badai hoaks politik ini masih terus berlanjut ketika Pilgub DKI 2017 dan berpotensi mengancam kualitas pesta demokrasi Indonesia 2019, atau lebih parah lagi, berpotensi merusak persatuan Indonesia.