Frustasi publik terkait korupsi tampak akan bertambah karena antikorupsi hanya menjadi basa basi janji.
Dunia politik kembali terguncang sekaligus tercoreng. Oknum politisi terkemuka terkena operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (15/3). Tokoh yang ditangkap adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau akrab disapa Romi.
Romi merupakan salah satu politisi muda yang melesat. Ia sukses menjadi pucuk tertinggi parpol meski diwarnai konflik berkepanjangan. Politisi asal Jogja ini juga sering menggaungkan spirit antikorupsi. Posisinya sebagai ketum parpol, dan caleg selalu meyakinkan publik terkait spirit tersebut. Sayangnya, kini harapan itu sirna dan terbantahkan oleh fakta.
Kampanye pemilu identik dengan musim janji politik. Tebar janji politik saat kampanye adalah keniscayaan yang dibenarkan. Janji antikorupsi memang manis dan bisa menghipnotis publik. Frustasi publik terkait korupsi tampak akan bertambah karena antikorupsi hanya menjadi basa-basi janji.
Janji politik
Esensi kampanye untuk mendulang suara membutuhkan strategi janji. Kompetisi yang keras dan ketat berimplikasi terhadap semakin beraninya politisi dalam menebar janji. Trauma publik mengisyaratkan bahwa sebagian besar janji politik sekadar basa-basi dan banyak diingkari.