Pentingnya peran pemerintah dalam menjaga keamanan, dan kemudahan bagi penduduk sekitar untuk berekonomi sangat diperlukan.
Beberapa teori diperlukan untuk mengarahkan pembicaraan pada satu titik temu. Teori pertama adalah, teori lingkaran kemiskinan yang dicetuskan oleh Nurske. Teori ini dapat menjadi jembatan dalam memahami pentingnya produktivitas dan akumulasi modal untuk mengarungi pembangunan yang mengubah standar hidup penduduk menjadi semakin baik.
Nurske menyatakan bahwa wilayah/negara yang berpenduduk miskin akan sulit melepaskan diri dari kemiskinan, namun jika dilihat dari sirkulasi sebab akibat dari teori yang dibangun, tampak bahwa kunci dari memutus rantai kemiskinan tersebut adalah bagaimana suatu wilayah atau negara tadi dapat meningkatkan produktivitas ekonominya dari seni mengolah bahan baku yang tersedia di lokasi tempat negara/wilayah tadi berada.
Kemampuan setiap penduduk dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi berdasarkan pemanfaatan bahan baku lokalnya, akan memicu peningkatan pendapatan masyarakat. Meningkatnya pendapatan ini berdampak pada meningkatnya akumulasi tabungan. Semakin banyak tabungan masyarakat yang dapat dikelola oleh lembaga keuangan untuk diinvestasikan kepada peningkatan kapasitas produksi akan membuat sirkulasi aktivitas menuju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Titik kritis dari lingkaran diatas adalah pada dominannya narasi mengenai perlunya investasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dalam mendukung produktivitas kerja, sehingga disaat yang sama, negara juga memerlukan sejumlah anggaran untuk diinvestasikan kepada tiga aspek tersebut.
Bagi negara yang baru saja memulai pembangunan (negara baru merdeka), tentunya pemerintahan tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk melakukan sejumlah investasi dasar yang diperlukan. Namun, yang sering terlewatkan di dalam diskusi adalah bahwa kemampuan penduduk lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada bukanlah dimulai dari titik nol. Sebelum adanya negara, penduduk lokal jauh sebelumnya sudah memperoleh informasi turun temurun dalam melakukan berbagai aktivitas ekonomi, di antaranya ada yang sudah mahfum dalam bertani, beternak, berkebun, ataupun yang berprofesi sebagai nelayan tradisional. Kemampuan ini merupakan modal awal utama dalam memulai jalannya pembangunan.
Pentingnya peran pemerintah dalam menjaga keamanan, dan kemudahan bagi penduduk sekitar untuk berekonomi sangat diperlukan, sejalan dengan perannya sebagai pihak yang memasarkan produk-produk lokal warganya ke luar negeri. Kebijakan tarif pajak yang rendah (kurva Laffer) dapat merangsang volume perdagangan menjadi semakin membesar, dan pemerintah diharapkan mendapatkan pertumbuhan penerimaan daerah yang lebih tinggi. Ketika penerimaan negara membaik, maka belanja negara dapat lebih ekspansif untuk mengakselerasi perekonomian.