Kita terus mengalami duodemi yang kian berimbas, yaitu pandemi virus sekaligus information pandemic (infodemic)
Tanpa banyak disadari, secara internasional, media sosial (medsos) sejak 2010 memiliki hari peringatannya per 30 Juni. Kita, Indonesia, memodifikasinya menjadi 10 Juni. Memang belum jadi agenda publik seperti halnya Labour Day's. Tetapi keduanya adalah peringatan, yang masing-masing, lahir dari spirit kebaikan dan positivisme menggunakan medsos.
Faktanya, sebagaimana dilansir sejumlah media, belasan warga Kelurahan Karangmekar, Cimahi, menolak ikut tes swab Covid-19, antara lain imbas terprovokasi informasi medsos bahwa tes tersebut hanyalah ajang komersial petugas kesehatan, per 24 Juni lalu.
Tak lama dari itu, 26 Juni 2020, perusahaan consumer good dunia terbesar, Unilever, dipuji banyak pihak karena menyatakan dengan resmi tidak lagi beriklan hingga akhir tahun ini di medsos utama: Facebook (FB), Instagram (IG), dan Twitter.
Unilever, pada hari sama juga terkena tagar boikot dari netizen Indonesia atas dukungannya ke LGBT, memutuskan setop iklan sebagai bentuk kekecewaan atas sikap FB, IG, dan Twitter yang dinilai terus mendiamkan ujaran kebencian, rasisme, dan kekerasan.
Simultan, Coca Cola, Verizon, dan banyak perusahaan dunia lainnya melakukan hal sama. Mereka ikut himbauan Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP) yang mengajak boikot sebagai protes ke perusahaan medsos yang kurang mengatur konten negatif.