Kesambetnya Emha memang sudah membuat banyak orang lain terganggu, yaitu para pendukung Jokowi.
Setelah mengatakan negeri ini dikuasai Firaun yang bernama Jokowi, Emha Ainun Nadjib mengaku dirinya sedang kesambet. Ternyata kesambetnya Emha ini sangat menular. Tidak lama setelah pengakuan Emha tersebut, publik pun ikut-ikutan kesambet membicarakannya. Terbukti dalam seminggu terakhir, kata kunci kesambet-sebagaimana terdeteksi oleh mesin aggregator-mencapai 31.735 ekspos dan mendorong terjadinya 105.245 interaksi akun netizen. Salah satunya saya yang juga kesambet dengan turut menulis tentang kesambet itu sendiri.
Bagi mereka yang belum terbiasa dengan ungkapan Bahasa Jawa, istilah kesambet mungkin terdengar baru. Ada pula istilah lainnya dalam bahasa Jawa: kesusupan (kemasukan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesambet artinya sakit dan mendadak pingsan karena gangguan roh jahat (orang halus, hantu). Masih dalam kamus yang sama, kesambet mirip dengan kesurupan yang diberi pengertian kemasukan setan atau roh sehingga bertindak aneh-aneh.
Dalam dunia spiritual klenik, orang yang kesambet memerlukan bantuan seorang “profesional” tersendiri. Lazim disebut dukun atau “orang pintar”. Belakangan ada profesi yang berbau-bau Islami untuk menangani orang kesambet ini, yaitu peruqyah. Dukun menangani orang kesambet biasanya dengan bacaan jampi-jampi, terkadang ada yang menggunakan pusaka tertentu. Sedangkan peruqyah cukup dengan membacakan ayat-ayat Qur'an untuk mengusir roh yang menganggu.
Tampaknya yang disebut kesambet ini adalah pengalaman diri yang cukup serius karena bermakna sebuah gangguan. Yang terganggu tidak hanya dirinya, tetapi juga orang lain. Kesambetnya Emha memang sudah membuat banyak orang lain terganggu, yaitu para pendukung Jokowi, sehingga membuatnya dikecam dan dimaki banyak orang pula.
Lain pula dalam pengertian kacamata psikologi. Kesambet terjadi bukan karena kemasukan roh halus, akan tetapi gejala trance and possession disorder yang menyangkut kondisi internal tertentu seseorang. Persisnya kondisi psikologi karena adanya perubahan pikiran atau kesadaran seseorang yang berlangsung sementara, namun membuat yang bersangkutan merasa kehilangan identitas diri dan seolah-olah ada identitas baru.