Banyak masyarakat yang khawatir letusan Gunung Anak Krakatau yang sekarang terus terjadi akan sedahsyat letusan Gunung Krakatau pada1883.
Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat sehingga menimbulkan letusan yang menerus. Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus.
Bahkan pada Sabtu (14/7) Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 398 kali dengan amplitudo 24 sampai 58 mm, berdurasi antara 20 sampai 279 detik.
Gempa tremor terjadi terus menerus antara 2 sampai 45 mm, amplitudo dominan 20 mm. Tinggi letusan maksimum 800 meter. Lava pijar terlihat pada malam hari. Suara dentuman yang disertai lontaran abu dan pasir sering menyertai letusan.
Pada Minggu (15/7) pukul 12.00-18.00 WIB, PVMBG melaporkan, Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 81 kali. Asap kawah bertekanan sedang dengan intensitas sedang berwarna hitam setinggi 500-700 meter dari puncak kawah.
Namun demikian letusan tidak membahayakan penerbangan dan pelayaran. Status tetap Waspada (level II). Hanya di dalam radius satu kilometer dari puncak kawah yang berbahaya. Di luar radius satu kilometer kondisinya aman.