dua tahun belakangan ini rapor dunia keselamatan penerbangan Indonesia sedang mendapat nilai 'Bagus' dari beberapa otoritas dunia.
Lion Air penerbangan JT 610 jatuh di seputar perairan di dekat Karawang, Jawa Barat dengan 189 orang termasuk penumpang dan awak, tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.
Insiden ini sangat mengagetkan. Mengingat dua tahun belakangan ini rapor dunia keselamatan penerbangan Indonesia sedang mendapat nilai 'Bagus' dari beberapa otoritas dunia. Mulai di 2017, semua maskapai dari Indonesia sudah boleh terbang masuk ke Eropa, termasuk maskapai Lion Grup. Padahal sebelumnya hanya empat maskapai yang boleh terbang ke Eropa, yakni, Garuda Indonesia, Mandala Tiger air, Prime air charter dan Airfast.
Badan keselamatan penerbangan dunia dibawah PBB, ICAO (international civil aviation Organisation) juga memberikan nilai keselamatan penerbangan indonesia di 2017 sebesar 81,12. Padahal nilai rata rata keselamatan perbangan dunia hanya 60. Bukan main bukan.
Di tahun yang sama, FAA USA menaikkan rangking penerbangan kita menjadi rangking 1, sedangkan India dan Thailand saja masih di rangking 2. Artinya maskapai Garuda Idonesia sejak 2017, sudah mendapat ijin terbang lagi masuk ke kota di USA. Sampai Senin , 29 Oktober 2018 terjadilah musibah jatuhnya Lion Air. Kecelakaan fatal ke dua setelah Air Asia Indonesia pada 2014.
Ada tenggang masa empat tahun sebenarnya sejak rekor safety penerbangan di Indonesia terbilang baik-baik saja, hanya tercoreng beberapa bulan lalu ketika pesawat cessna dengan sembilan penumpang Demonim air jatuh juga di Papua yang menyebabkan 8 tewas dan 1 selamat.