Kolom

Mengenal sosok Aidit yang religius dan humanis

Rezim Orde Baru kerap menggambarkan Aidit sebagai sosok yang kejam.

Senin, 24 September 2018 11:00

Rezim Soeharto terkadang serampangan menarasikan sejarah tentang peristiwa 1965. Pemerintah Orde Baru tak mampu menghasilkan buku sejarah tokoh-tokoh gerakan kiri. Mereka memberikan stigma negatif kepada Partai Komunis Indonesia (PKI), dan seluruh tokoh yang terkait dengannya.

Contohnya, tokoh gerakan kiri Dipa Nusantara Aidit digambarkan sebagai sosok antagonis, tapi gagal total ditulis. Hal ini mengakibatkan, konsumen narasi sejarah akan mengernyitkan dahi kala menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (1984) karya sutradara Arifin C. Noer. Pasti, di antara mereka ada yang bertanya-tanya, bagaimana sesungguhnya sejarah hidup Aidit? Apakah dia terlahir dan berkembang dalam nuansa horor?

Rajin ngaji dan banyak kawan

Aidit sebenarnya terlahir dari keluarga religius. Ayahnya, Abdullah, merupakan tokoh pendidikan Islam di Belitung, pendiri Nurul Islam. Aidit dibesarkan dalam tradisi disiplim muslim Melayu.

Surau merupakan pusat pergaulannya. Orang-orang di Jalan Belantu, Belitung, mengenal Aidit sebagai seorang muazin, dengan suara keras dan lafal yang jelas (Murad, 2006: 42).

Satriono Priyo Utomo Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait