Kolom

Rasio defisit APBN 2021 akan lebih dari 6%

Serupa dengan proyeksi oleh International Monetary Fund (IMF) yang dirilis pada April 2021.

Selasa, 27 April 2021 09:28

APBN Kita edisi April 2021 melaporkan realisasi APBN sampai dengan 31 Maret mengalami defisit sebesar Rp144,23 triliun. Defisit terjadi karena belanja mencapai Rp523,04 triliun, sedangkan pendapatan hanya sebesar Rp378,81 triliun. 

APBN 2021 memang merencanakan defisit sebesar Rp1.006 triliun selama setahun anggaran. Dengan rencana belanja sebesar Rp2.750 triliun, dan target pendapatan sebesar Rp1.744 triliun.
Realisasi defisit sampai akhir Maret 2021 tadi, merupakan yang terlebar secara nominal selama ini. Sedangkan secara rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dilaporkan mencapai 0,82%. Memang terlebar untuk kurun waktu serupa tiap tahunnya sejak 2017. Namun defisit lebih lebar dialami pada 2016 yang mencapai 1,16%. 

Ada satu hal menarik dalam perhitungan rasionya atas PDB. Defisit sebesar Rp144,23 triliun tadi dilaporkan sebagai 0,82% dari PDB. Artinya, asumsi PDB yang tidak disajikan secara eksplisit adalah sebesar Rp17.589 triliun. Sementara itu defisit setahun APBN 2021 yang sebesar Rp1.006 triliun disebut 5,70% atas PDB. Artinya, asumsi PDB nominal dari APBN 2021 adalah sebesar Rp17.656 triliun. Terdapat penurunan asumsi nilai PDB nominal. 

APBN 2021 telah selesai dibahas atau disepakati oleh DPR pada akhir September 2020. Bisa saja dimaklumi jika asumsi makro seperti PDB kemudian kurang sesuai dalam realisasinya. Akan tetapi sejak awal pemerintah tampak cukup sadar dan relatif memperhitungkannya. Prakiraan (outlook) atas pertumbuhan ekonomi 2020 dalam Nota Keuangan dan APBN 2021 cukup realistis, yaitu kontraksi hingga 1,1%. Realisasinya kemudian memang terkontraksi sebesar 2,07%.

Nota Keuangan dimaksud sudah merupakan revisi dari versi RAPBN, setelah ada kesepakatan postur dan berbagai rincian APBN dengan DPR. Sehingga cukup mengherankan asumsi nilai PDB nominal yang kemudian dipakai menjadi dasar perhitungan rasio defisit. Tampak kurang realistis dan tak sesuai dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tadi.

Awalil Rizky Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait