Kolom

Sultan, king, dan juragan (3)

Sayang sekali jika generasi muda yang berusia 18-25 tahun, sudah direcoki cara bisnis “menjual jiwa kepada iblis”,

Rabu, 30 Maret 2022 23:03

To the moon. Frasa ini impian utama pemilik uang kripto. Mereka bukan ingin jalan-jalan ke bulan mengikuti jejak astronot Neil Armstrong, melainkan berharap nilai koin melenting jauh di atas pasaran. ‘Ke bulan’ adalah simbol menambang kekayaan.

Komunitas crazy rich asli sudah lama berada ‘di bulan’. Kehidupan pribadi mereka tersembunyi dari pandangan mata warga bumi. Kalau pun ada yang sempat terlihat, penampilan mereka tak terbilang dahsyat. Dari usia sangat sepuh seperti Warren Buffett, memasuki sepuh seperti Bill Gates, atau yang masih jauh dari sepuh seperti Mark Zuckerberg muda awet. Cek juga nama Lo Kheng Hong. Siapa yang tahu identitas ‘Warren Buffett Indonesia’ ini kecuali mereka yang biasa melantai di bursa dari Jakarta sampai Hong Kong?

Mereka berbeda dengan crazy rich yang blingsatan ingin dipanggil ‘Sultan, King dan Juragan’, penjunjung ideologi ‘Flexing Harga Mati’. Jangankan sudah sampai selamat di ‘bulan’, bentuk satelit bumi itu pun bisa mereka edit sesuai prinsip ‘fake it ‘til you make it’. Untungnya, rahasia mereka terbongkar hanya urusan pencitraan. Semakin luas dugaan di benak publik bahwa mereka tak lain pion-pion pencucian uang (money laundering) beragam industri haram milik masterminds yang beroperasi di tanah air atau dari negara-negara seberang samudera yang buram-temaram.

Perkara ‘jalan ke bulan’ ini bukan baru dilakukan pejudi opsi biner sinting yang membungkus diri dengan sebutan online trading. Mereka mengikuti rute yang dibuka para penipu superlegendaris seperti Ruja Ignatova dan Bernie Madoff. Keduanya pun hanya menduplikasi cara yang diperkenalkan Charles Ponzi (1882-1949), nama keluarga terhormat Italia yang kemudian terjerumus selamanya menjadi nama terkutuk Skema Ponzi yang sangat buruk.

Pada masa kejayaannya Ponzi menerima rata-rata US$250.000 setiap hari dari para investor yang percaya kelihaiannya bermain kata dan menabur mimpi di kepala. Padahal Ponzi tak pernah menginvestasikan dana mereka pada bisnis yang dia janjikan.

Akmal Nasery Basral Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait