Pemilu telah menjadi momen perbenturan berbagai nilai di masyarakat.
Puncak peringatan ulang tahun ke-25 Aliansi Jurnalis Independen, Rabu malam (7/8/2019) ditutup dengan orasi budaya Garin Nugroho. Sineas yang belum lama ini menarik perhatian publik dengan film terbarunya berjudul Kucumbu Tubuh Indahku (Memories of My Body) itu menyinggung soal Pemilu 2019.
Dengan penuturan tegas dan tangkas, Garin menyinggung sejumlah gejala kedangkalan berpikir dan beretika dalam kultur masyarakat Indonesia di era revolusi 4.0. Menurut Garin, gambaran itu terlihat sangat gamblang dalam peristiwa Pemilu langsung, April 2019.
Jauh sebelum pemilu serentak digelar pada 17 April lalu, Garin telah menerka Pemilu langsung hanya akan menjadi medium buruk terbesar yang memecah-belah publik. Dengan sesekali membuka-buka lembaran naskah pidatonya, Garin menguraikan, alih-alih menjadi kesempatan terpenting menentukan pemimpin, pemilu telah menjadi momen perbenturan berbagai nilai.
“Politik identitas, kultur masyarakat hibrid, post-truth, juga ketidaksiapan infrastruktur Pemilu. Semua bertemu dan terbentur dalam medium Pemilu Langsung,” ujarnya.
Dampak buruk itu pun berujung dengan kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bagi Garin sangat membuat miris.