Namanya memang singkat, Budiyanto, tetapi perjalanannya berkecimpung di jurnalistik panjang, dan menarik.
Budiyanto adalah salah satu wartawan senior televisi, yang sampai hari ini masih berkiprah, mengabdi pada jurnalistik. Pengalamannya luas terutama di lingkup liputan area konflik. Pada 2005, kegiatan jurnalistiknya menyedot perhatian publik. Sampai-sampai Presiden SBY pun turun tangan. Ketika itu, Ia bersama Meutya Hafidz sempat disandera kelompok bersenjata di Irak. Bersyukur situasi genting itu berakhir bahagia. Ia bisa kembali ke Tanah Air dengan selamat.
Hingga kini, sudah 27 tahun ia mengabdikan diri sebagai jurnalis televisi, Budiyanto selalu tampak energik. Ia mencurahkan tenaga dan pikirannya di gelanggang redaksi dengan determinasi tinggi.
Rekan-rekannya dan juniornya di MetroTV mengakui Budiyanto adalah sosok yang ulet, tekun dan pekerja keras. Ia bisa hadir di kantor pukul 06.00 WIB untuk memberi pengarahan pagi, meski sebelumnya ia baru saja pulang tengah malam. Itu rutin, bukan sekali dua kali.
Maklum, bagi Budiyanto, jurnalistik bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi cinta pertamanya.
Ya, sejak kecil profesi jurnalis memang jadi impian kelahiran Magelang 1967 ini. Kecintaannya kepada jurnalisme yang tumbuh saat Ia belia, masih terus menyala hingga di usianya yang sudah lebih setengah abad ini. Namanya memang singkat, Budiyanto, tetapi perjalanannya berkecimpung di jurnalistik panjang, dan menarik.