Dulu, setelah membuat laporan dari Papua, dia belingsatan mencari penumpang yang mau terbang dari Papua menuju Jakarta.
Bayangkanlah teknologi internet belum maju seperti sekarang. Bagaimana dinamika jurnalis mengirim konten ke ruang berita?
Di era awal Budiyanto (54) bekerja, jurnalis masih bersentuhan dengan aktivitas secara fisik. Artinya dengan instrumen dan infrastruktur yang besar.
"Meliput di awal tahun 2000, beruntungnya MetroTV memiliki mobil SNG (Satelite News Gathering). Itu berguna untuk bekerja di dalam tim kolektif atau berkelompok," katanya.
Tapi, kalau sendirian tanpa SNG, waktu itu dia masih liputan menggunakan kaset. Arena liputannya di Istana Negara, Jakarta. Sejak awal Budiyanto liputan di sana, sebagai tim jurnalis yang meliput kegiatan kepresidenan.
"Hasil liputan yang kita ambil atau kita sorot dengan kamera dan wawancara, kemudian direkam dalam kaset. Kalau mengirim materi di kaset itu, fisiknya yang dikirim. Kemudian mengirim naskah memakai faksimili, intinya masih manual," tutur jurnalis televisi kawakan itu.