Aksi penganiayaan tersebut terjadi karena pelaku dan korban berebut seorang wanita bernama Lidia yang berprofesi sebagai pramuria
Dua wartawan lokal di Papua masing-masing bernama Rahim dan Priyono menjadi korban penganiayaan oleh anggota TNI berinisial Pratu AM. Akibat pengeroyokan tersebut, kedua korban mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya.
“Aksi penganiayaan tersebut terjadi karena pelaku dan korban berebut seorang wanita bernama Lidia yang berprofesi sebagai pramuria,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Selasa (29/1).
Aidi menjelaskan, penganiayaan yang dilakukan anggotanya bermula ketika Pratu AM dan korban Rahim yang merupakan wartawan media Patroli bertemu di sebuah lokalisasi Samabusa di Distrik Teluk Kimi, Samabusa, Nabire, Papua.
“Mereka lantas cekcok karena memperebutkan Lidia, pramuria di sebuah lokalisasi Samabusa tersebut,” ujar Aidi.
Setelah cekcok, Rahim yang tak terima kemudian mengajak rekannya Priyono, wartawan Sinar Pos dan Yasin, satpam Samabusa ke Mako Denzipur pada Minggu (27/1) dini hari sekitar pukul 02.20 WIT. Maksud kedatangan Rahim dan kedua temannya itu untuk melaporkan Pratu AM kepada atasannya terkait insiden cekcok yang dialaminya itu.