Cerita ini tentang bagaimana penduduk desa Indonesia berpotensi kehilangan ratusan juta dolar dan dirampas oleh perusahaan kelapa sawit.
Satu sesi di Konferensi Jurnalisme Data dan Komputasi Indonesia 2022 menampilkan Tom Walker. Dia jurnalis utama dari Gecko Project, yang beberapa bulan lalu bekerja dengan BBC dan Mongabay. Proyeknya cukup rumit dan menguak skema sistemik perkebunan plasma di Indonesia dan artikel-artikelnya diterbitkan oleh tiga media secara bersamaan.
Cerita ini tentang bagaimana penduduk desa Indonesia berpotensi kehilangan ratusan juta dolar dan dirampas oleh perusahaan kelapa sawit. Artikel serialnya dapat dibaca dan pemirsa mungkin pernah melihat video yang dimuat di saluran YouTube BBC Indonesia. Dan juga BBC News Channel dalam bahasa Inggris.
"Saya seorang peneliti untuk Gecko Project. Proyek Gecko, satu organisasi jurnalisme investigasi nirlaba. Kami fokus pada korupsi iklim hutan hujan dan hak asasi," katanya pada DCJ Conference Indonesia 2022.
Menurut Tom, sangat penting untuk mengatakan bahwa inilah kolaborasi antara banyak orang. Dirinya sendiri tidak boleh dilihat sebagai jurnalis utama. Sebanyak 26 orang mengerjakan proyek ini dalam waktu yang lama.
"Kami telah menemukan dalam liputan kami selama bertahun-tahun banyak keluhan dari masyarakat tentang skema petani plasma yang telah dijanjikan oleh perusahaan kelapa sawit untuk diberikan atau secara hukum diwajibkan untuk menyediakannya kepada mereka. Tetapi kami tidak selalu memahami cakupan penuh dari masalah tersebut," ujarnya dalam sesi bertajuk 'Bagaimana penduduk desa Indonesia dirampas oleh perusahaan kelapa sawit', Kamis (4/8).
Jadi Tom dan timnya mulai berbicara dengan berbagai pihak dan mereka mendengar banyak masalah ini. LSM juga mengajukan pertanyaan dan menulis laporan tentang masalah ini.
"Kami menemukan banyak pejabat pemerintah yang membuat pernyataan bahwa ada masalah dengan plasma," cetus Tom Walker, pemimpin penelitian di Gecko Project.
Sejumlah besar protes terjadi di banyak tempat berbeda. Jadi saat Tom dan timnya mulai, mereka tahu ada masalah. Tapi mereka tidak tahu seberapa besar masalahnya, tidak ada data bagus tentang skala masalah.
"Kami tahu bahwa ada masalah dalam beberapa kasus tetapi ketika media melaporkannya, sering melaporkan satu komunitas tertentu secara terpisah dan data pemerintah yang ada sering tidak lengkap atau kadang-kadang bertentangan," serunya.
Dikatakannya, ada data tentang jumlah masalah di satu tempat dan kemudian data dari sumber pemerintah lain tidak akan sama dengan data pertama. Jadi, itu titik awalnya.
"Kami telah mendengar ada masalah dari masyarakat. Seberapa besar masalah itu? Bisa dilihat dari salah satu audit oleh lembaga audit tertinggi atau BPK. Pada tahun 2019 mereka menemukan bahwa pemerintah tidak dapat memantau sendiri seberapa besar masalah ini. Jadi inilah di mana kami mulai apa yang kami lakukan," tambahnya.
Tom menjelaskan menjelaskan sekilas tentang apa yang dimaksud dengan plasma. Ide tentang plasma adalah bahwa perusahaan perkebunan besar ketika mereka mengembangkan perkebunan akan memberikan sebagian dari perkebunan mereka kepada masyarakat dan bagian ini umumnya disebut plasma.