Presiden SBY merasa tidak pernah menyatakan bom JW Marriott- Ritz Carlton terkait pilpres 2009. Siapa yang salah?
Jakarta diguncang bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. 9 orang tewas, termasuk pembawa bom, 50 luka-luka. Presiden SBY pun tampil di publik menyatakan keprihatinannya. Persoalannya media kemudian ramai-ramai menulis berita yang intinya mengatakan SBY mengaitkan teror bom itu dengan pemilu presiden.
Teror bom pada 17 Juli 2009 itu terjadi setelah pemilihan presiden di mana SBY yang berpasangan dengan Boediono menang satu putaran langsung, dengan sekitar 60 persen suara. Ia menyingkirkan dua pasangan rival, Megawati-Prabowo, Jusuf Kalla-Wiranto.
Hasil pemungutan suara pilpres itu juga diwarnai kekecewaan kubu yang kalah, karena merasa proses pemilihan presiden punya sejumlah masalah. Seperti soal belum tuntasnya dafar pemilih tetap ketika pemilihan dilaksanakan, pengurangan jumlah tempat pemungutan suara, dan penghentian tabulasi.
Elite politik dan pakar pun bersautan setelah dimintai tanggapan oleh media terkait pernyataan SBY tersebut, termasuk para kandidat: Megawati, Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla. Mereka tidak happy dengan pernyataan SBY.
Megawati meminta siapapun tidak mengaitkan peristiwa bom itu dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden karena hanya akan memperkeruh suasana.