Media

Tiada lagi apologi: Menyibak tekanan Facebook untuk menjaga citra

Project Amplify menekankan serangkaian keputusan yang telah dibuat Facebook tahun ini untuk secara agresif membentuk kembali citranya.

Kamis, 14 Oktober 2021 21:43

Mark Zuckerberg, CEO Facebook, bulan lalu menandatangani inisiatif baru dengan kode nama Project Amplify. Upaya tersebut, yang dicetuskan pada pertemuan internal pada Januari, memiliki tujuan khusus: menggunakan News Feed (umpan berita) Facebook, peranti digital paling penting di situs tersebut, untuk menunjukkan kepada orang-orang tentang cerita-cerita positif soal jejaring sosial tersebut.

Idenya ialah mendorong item berita pro-Facebook -- beberapa di antaranya ditulis oleh perusahaan -- akan meningkatkan citranya di mata penggunanya, kata tiga sumber yang mengetahui upaya tersebut. Namun langkah itu sensitif karena Facebook sebelumnya tidak memposisikan News Feed sebagai tempat di mana ia memoles reputasinya sendiri. Beberapa eksekutif pada pertemuan tersebut terkejut dengan usulan itu, kata seorang peserta.

Project Amplify menekankan serangkaian keputusan yang telah dibuat Facebook tahun ini untuk secara agresif membentuk kembali citranya. Sejak pertemuan Januari itu, perusahaan telah memulai berbagai upaya untuk mengubah narasinya dengan menjauhkan Zuckerberg dari skandal, mengurangi akses orang luar ke data internal, mengubur laporan yang berpotensi negatif tentang kontennya, dan meningkatkan iklannya sendiri untuk memamerkan mereknya.

Pergerakan tersebut merupakan perubahan besar dalam strategi. Selama bertahun-tahun, Facebook menghadapi krisis demi krisis privasi, misinformasi, dan ujaran kebencian di platformnya dengan meminta maaf secara terbuka. Zuckerberg secara pribadi bertanggung jawab atas campur tangan Rusia di situs tersebut selama pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 dan dengan lantang membela kebebasan berbicara secara daring. Facebook juga menjanjikan transparansi dalam cara pengoperasiannya.

Namun kritik terhadap isu-isu yang beragam seperti pidato rasis dan misinformasi tentang vaksin belum mereda. Karyawan Facebook yang tidak puas telah menambah kehebohan dengan berbicara menentang majikan mereka dan membocorkan dokumen internal. Pekan lalu, The Wall Street Journal menerbitkan artikel berdasarkan dokumen semacam itu yang menunjukkan bahwa Facebook tahu tentang banyak kerugian yang ditimbulkannya.

Arpan Rachman Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait