“TikTok memiliki lebih banyak humor dan kreativitas dibandingkan yang saya lihat di Instagram.”
Ayman Chaudhary mengubah kecintaannya pada membaca menjadi mata pencaharian di TikTok. Ia memposting cuplikan video tentang buku-buku seperti yang dilarang di sekolah-sekolah di wilayah ultra-konservatif Amerika Serikat.
Kini platform online yang ia andalkan untuk menghidupi keluarganya akan untuk dilarang. Ayman pun resah. Sama halnya dengan para pengusaha yang menggunakan TikTok.
“Ini sangat penting bagi usaha kecil dan pencipta; ini pekerjaan penuh waktu saya,” kata warga Chicago berusia 23 tahun itu kepada AFP.
“Hal ini membuat saya sangat khawatir karena saya tinggal di negara yang akan memberlakukan larangan seperti ini dibandingkan berfokus pada hal-hal yang sebenarnya penting, seperti pengendalian senjata, layanan kesehatan, dan pendidikan.”
Undang-undang baru di AS menetapkan induk TikTok, raksasa teknologi Tiongkok ByteDance, memiliki tenggat waktu sembilan bulan untuk mendivestasi platform video yang sangat populer tersebut atau melarangnya di Amerika Serikat.