Per 1 November 2021 Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi di China juga mulai diberlakukan.
Perusahaan penyedia layanan website asal Amerika Serikat, Yahoo, mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan layanan di wilayah China daratan mulai 1 November 2021. Berita hengkangnya Yahoo yang kini dimiliki oleh perusahaan swasta Apollo Global Management muncul di saat perusahaan internet AS lainnya juga menghentikan layanannya di China
Perusahaan ini beralasan berada dalam lingkungan operasional dan regulasi yang sulit di negara tersebut. Per 1 November 2021 Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi di China juga mulai diberlakukan.
VOA mengabarkan dalam pernyataan resmi Yahoo pemberlakuan UU Perlindungan Informasi Pribadi ini menjadi salah satu alasan penghentian layanan. Undang-Undang ini dinilai akan membatasi informasi yang bisa dikumpulkan oleh perusahaan serta akan memberlakukan standar baru dalam sistem pengarsipan informasi di internet. Berbagai pembatasan konten juga berlaku bagi banyak perusahaan internet di China akhir-akhir ini.
Padahal pada tahun 2004, unit Yahoo di China memberikan data kepada penguasa negara tersebut dan berujung pada pemenjaraan dua orang warga sipil yang dituduh membangkang. Anggota kongres dan aktivis mengecam Yahoo atas keputusan tersebut. Perusahaan itu lalu meminta maaf atas perannya dan menyelesaikan tuntutan yang diajukan oleh keluarga dari beberapa aktivis di China.
Banyak layanan Yahoo juga diblokir di China kendati perusahaan tersebut sudah mulai beroperasi di negara tirai bambu sejak 1999. Setelah bermitra dengan Alibaba Group Holding pada 2005, layanan Yahoo secara bertahap dikurangi, demikian menurut laporan dari surat kabar Wall Street Journal.