Mereka ditugaskan di sejumlah daerah rawan di Papua. Salah satu yang rawan adalah kelompok mahasiswa dan pelajar.
Situasi di Papua sudah berangsur-angsur membaik. Meskipun demikian, aparat keamanan tetap bersiaga penuh agar tidak kecolongan. Untuk mengamankan Papua, Mabes Polri mengirim ratusan personel ke wilayah itu.
Tercatat ada 13 kepolisian daerah atau polda di Indonesia yang mengirimkan pasukan Brimob bawah kendali operasi (BKO) ke Papua. Mereka ditugaskan di sejumlah daerah rawan di wilayah ujung timur Indonesia itu.
Sepanjang Agustus - September lalu, unjuk rasa disertai kerusuhan pecah di sejumlah wilayah di Papua. Yang paling parah terjadi di Wamena. Akibat rusuh di wilayah itu, puluhan orang meninggal. Para pendatang pun eksodus pulang kampung. Kini, sebagian pendatang itu sudah kembali ke Wamena.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw menyebut, sebanyak 2.600 mahasiswa dan pelajar telah pulang ke Papua. Semula, mereka belajar di berbagai kota studi di Indonesia.
"Untuk apa mereka pulang? Ini menjadi beban sosial," kata Irjen Paulus di Timika, Senin (14/10).
Paulus mengatakan, para pelajar dan mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan disusupi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki keinginan, dan agenda-agenda tertentu di Papua saat ini.
Karena itu, Paulus meminta setiap polres yang mendapat tambahan pasukan Brimob BKO dari berbagai polda untuk bersinergi menggelar patroli bersama, razia senjata tajam, dan penyakit-penyakit masyarakat, seperti minuman keras ataupun menempatkan pos-pos keamanan di wilayah-wilayah yang dianggap rawan.
"Diminta atau tidak diminta, wajib hukumnya bagi rekan-rekan di kewilayahan untuk berterima kasih kepada rekan-rekan yang datang bertugas membantu kita. Ancaman kita nyata, bukan tidak nyata. Jangan berpikir konflik di Papua itu biasa. Situasi sekarang lebih spesifik," kata Paulus.
Para pelajar dan mahasiswa itu, kata Paulus, telah diminta kembali ke kota studi masing-masing. Akan tetapi, mereka menolak. Mereka diundang oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Tetapi, mereka mengembalikan undangan itu kepada Gubernur di depan semua pejabat Forkopimda Provinsi Papua.
"Ada apa ini? Di sisi lain mereka terus mendengungkan berbagai permasalahan yang terjadi, sekecil apa pun melalui jalur-jalur komunikasi yang mereka punya. Ini nyata," kata Paulus.
Karena itu, Paulus mengingatkan jajaran kepolisian di semua daerah di Papua agar lebih waspada dan peka terhadap perkembangan situasi yang terjadi di tengah masyarakat. "Ada informasi sekecil apa pun, desas-desus, isu-isu yang bertebaran di media sosial, kasih input kepada teman-teman untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Paulus juga mengingatkan, jajarannya agar mengantisipasi pergerakan kelompok kriminal separatis bersenjata yang terus-menerus menebar kekerasan dan teror penembakan. "Rekan-rekan jangan lengah, tetap waspada. Bangun komunikasi dengan semua pihak, ada banyak tokoh yang mempunyai pengaruh," kata Kapolda. (Ant)