Polri baru berupaya mengembalikan kepercayaan publik enam bulan terakhir.
Lembaga Indonesia Political Survey (Indopol Survey) memandang 2022 adalah masa-masa terberat bagi institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Banyak kasus yang menghujam kepolisian, seperti kasus pembunuhan Brigadir Yosua, tragedi Kanjuruhan, dan terlibatnya Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba.
Direktur Eksekutif Indopol Survey Ratno Sulistiyanto mengatakan, ada beberapa faktor yang menyimpulkan bahwa Polri sudah berupaya melakukan perbaikan baik internal maupun eksternal. Upaya ini disebut berjalan selama enam bulan terakhir untuk mengembalikan kepercayaan publik.
"Rentetan kasus selama paruh kedua 2022 merupakan cobaan terberat sepanjang sejarah Polri. Kini kepolisian kita telah lolos dari lubang jarum,” katanya kepada wartawan, Rabu (4/1).
Ia menyebut, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri meningkat sebesar 69,35% di penghujung 2022. Angka ini meningkat dari survei pada November 2022, di mana tingkat kepercayaan terhadap kinerja Polri sebesar 60,98%.
Faktor tersebut, seperti naiknya kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi yang naik dari 63,99% pada November 2022 menjadi 70,72% pada Desember 2022. Angka ini mendekati posisi tertinggi 72,93% pada Januari 2022.