"Organisasi ini harus tercatat sebagai partisipan paling utama dalam menjaga keberlanjutan NKRI."
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) didorong menjadi rumah kebangsaan yang selalu menuturkan visi kolektif kemanusiaan dan narasi universal. Eksistensi KAHMI di tengah publik diharapkan tak terjebak perbincangan berperspektif jangka pendek.
"Jangan sekadar masuk [dalam] perbincangan pada level kepentingan personal atau identitas tertentu dalam perspektif jangka pendek," kata Guru Besar Ekonomi Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Imam Mujahidin Fahmid, Senin (14/11).
Pandangan tersebut disampaikan Imam yang juga salah satu bakal calon presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada 24-28 November 2022.
Menurutnya, KAHMI harus bisa menjadi tempat pengembangan integritas pribadi maupun kelompok agar tercatat sejarah sebagai entitas yang memberikan energi positif bagi pembangunan bangsa.
"Organisasi ini harus tercatat sebagai partisipan paling utama dalam menjaga keberlanjutan NKRI, menjadikan perbedaan yang berwarna-warni sebagai kekuatan untuk mengharmoniskan dan menyeimbangkan pelbagai kepentingan kelompok," tuturnya.