Penolakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo oleh otoritas Amerika Serikat berkaitan dengan arsip rahasia soal tragedi 1965?
PANGLIMA TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendapat penolakan dari otoritas Amerika Serikat saat hendak bertolak ke Washinton DC untuk menghadiri undangan Panglima Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Joseph Dunford, Sabtu (21/10) pekan lalu.
Panglima akan ikut serta dalam Chiefs of Defence Conference on Country Violent Extremist Organizations (VEOs) yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober 2017. Namun, saat hendak terbang menumpang pesawat Emirates EK 0357, Gatot mendapat kabar tak sedap. Dia dilarang masuk ke AS meski telah mengantongi visa dan pergi untuk memenuhi undangan resmi pemerintah AS.
Sebagai utusan negara, Panglima langsung melaporkan peristiwa ini ke Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto, dan Menlu Retno Marsudi.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC kemudian mengirim nota diplomatik kepada Kemlu AS untuk meminta klarifikasi terkait kejadian tersebut. Kemlu juga mengirimkan nota diplomatik kepada Kedubes AS di Jakarta untuk meminta penjelasan.
Menlu bahkan langsung berbicara dengan Dubes AS di Jakarta untuk meminta klarifikasi yang bersifat segera. “Mengingat Dubes AS sedang tidak di Jakarta, Wakil Dubes AS juga telah dipanggil untuk ke Kemlu besok guna memberikan keterangan,” terang Juru Bicara Kemenlu, Armanantha Nasir.