Banjir di wilayah ini dipicu oleh hujan intensitas tinggi sehingga debit air beberapa sungai meluap.
Banjir sempat melanda tiga wilayah administrasi di Provinsi Banten. Ketiga wilayah terdampak banjir yaitu Kabupaten Serang dan Kota Serang yang terjadi pada Selasa (14/9), sedangkan sehari sebelumnya (13/9) Kabupaten Pandeglang dilanda peristiwa serupa. Saat banjir terjadi, tak ada warga di Kabupaten dan Kota Serang yang mengungsi. BPBD setempat melaporkan banjir berangsur-angsur surut pada hari ini, Rabu (15/9).
Di Kabupaten Serang, banjir melanda tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Tunjung Teja, Pamayaran, Cikeusal, Kibin, Ciruas, Padarincang dan Bandung. Sebanyak 267 KK atau 768 jiwa terdampak di sejumlah kecamatan tersebut. Jumlah warga terdampak terbanyak berada di Kecamatan Kibin dengan 94 KK (257 jiwa). Selanjutnya, warga terdampak berikutnya berada di Kecamatan Tanjung Teja 80 KK (202 jiwa), Padarincang 28 KK (140 jiwa), Bandung 23 KK (70 jiwa), Cikeusal 32 KK (65 jiwa) dan Pamayaran 10 KK (34 jiwa).
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang melaporkan genangan berangsur surut dan warga tetap bertahan di rumah. Tidak ada laporan korban jiwa ketika banjir terjadi dengan ketinggian muka air antara 10 hingga 120 cm. Genangan terparah terjadi di Kecamatan Kibin," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/9).
BPBD Kabupaten Serang berada di lokasi terdampak untuk melakukan kesiapsiagaan apabila dibutuhkan evakuasi warga, serta pendataan dampak banjir. Selain itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa.
Banjir di wilayah ini dipicu oleh hujan intensitas tinggi sehingga debit air beberapa sungai meluap, antara lain Sungai Ciujung, Cikalumpang dan Cidanau. Pantauan BPBD juga menyebutkan bahwa sistem drainase buruk memperparah genangan air yang terjadi pada pukul 04.00 WIB waktu itu.