Hingga pukul 5.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukan adanya lima aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
BMKG menjelaskan penyebab gempa magnitudo 7,5 di Maluku Barat Daya pada Selasa (10/1) dini hari tadi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Laut Banda pada dini hari tadi berjenis gempa bumi menengah, yang disebabkan aktivitas subduksi Laut Banda.
Sekedar informasi, aktivitas subduksi merupakan tumbukan antara dua atau lebih lempeng tektonik yang salah satunya menghujam ke lempeng di bawah yang lain. Subduksi lempeng dapat terjadi baik antara dua lempeng benua, antara dua lempeng samudra, maupun antara lempeng benua dan samudra.
Hingga pukul 5.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukan adanya lima aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar M5,5 dan terkecil M4,1. Dengan kekuatan semakin mengecil.
"Berdasarkan oberservasi 4 tide gauge di sekitar sumber gempa bumi (Seira, Adaut, Lirang, dan Larat), tidak menunjukan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan," kata dia, dalam keterangannya yang dipantau dari YouTube, Selasa (10/1).