BSSN sudah bekerja sama dengan dengan berbagai pihak untuk mempersiapkan berbagai langkah secara maksimal sebagai antisipasi ancaman siber.
Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra menyampaikan potensi ancaman terhadap keamanan siber pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Hal tersebut berdasarkan laporan Monitoring National Security Operation Center BSSN. Ancaman tersebut yakni, spear phising, malicious document, hijacking, hingga fake WiFi.
Ariandi juga mengatakan, potensi ancaman juga berasal dari operasi malware, eksploitasi kerentanan, dan pencurian data saat acara tersebut berlangsung nantinya.
“Kami lihat dari hasil IT security assesment yang dilakukan BSSN. Aksi pencurian data yang kami pantau terkait dengan tren ancaman siber yang terjadi bukan hanya KTT G20, tetapi juga sebelum KTT G20,” kata Ariandi, dalam acara yang bertajuk “#G20Updates: Penanganan Siber KTT G20” oleh Kemkominfo TV secara daring, Selasa (25/10).
Ariandi mengatakan BSSN sudah bekerja sama dengan dengan berbagai pihak untuk mempersiapkan berbagai langkah secara maksimal sebagai antisipasi ancaman siber dari sebelum sampai selesai acara tersebut.
“Kami membagi tiga faktor keamanan siber. Baik sebelum, saat, dan sesudah acara. Ini kami lakukan dalam rangka untuk memaksimalkan dan melihat bagaimana situasi ideal pengamanan siber yang ingin kita lakukan saat main event,” ujarnya.