Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria diduga telah menerima uang suap sebesar Rp775 juta.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria dan pemilik PT Dempo Bangun Bersama, Muhammad Yamin Kahar, terkait kasus suap pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Solok Selatan. Pada kasus tersebut, salah satunya merupakan kasus suap proyek pembangunan masjid.
"Yang bersangkutan akan diperiksa dalam kapasitasnya sebagai tersangka," kata Plt Juru Bicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta pada Rabu (22/1).
Sebelumnya, Muzni juga dipanggil oleh penyidik KPK pada Selasa (14/7). Namun, dia mangkir dari pemeriksaan tanpa memberikan keterangan. Belum diketahui informasi apa yang akan digali penyidik KPK dari Muzni dalam pemeriksaan hari ini. Baik Muzni atau pun Kahar belum ditahan oleh KPK sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 7 Mei 2019.
Muzni diduga kuat telah menerima sejumlah uang dari Kahar. Adapun uang yang masuk ke kantong Muzni diketahui nilainya sebesar Rp460 juta. Uang itu yang diperuntukkan guna memuluskan sejumlah proyek di Solok Selatan yang rinciannya terdiri atas Rp410 juta berupa uang. Sedangkan sisanya Rp50 juta dalam bentuk barang.
Selain itu, Muzni juga diduga meminta uang kepada Kahar melalui anak buahnya yang menjabat sebagai Kasubag Protokol Pemkab Solok Selatan sebesar Rp60 juta. Tak hanya itu, dalam proyek pembangunan Masjid Agung Solok Selatan, Muzni juga meminta uang suap lewat anak buahnya. Karena permintaan itu, Kahar memberikan sebesar Rp315 juta pada Muzni.