Periode Juli-September 2020, sejumlah rumah sakit dan laboratorium mengembalikan alat reagen Covid-19 ke BNPB.
Beberapa waktu lalu, Ketua Tim Layanan Pemeriksaan Molekuler Covid-19 Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Erike Anggraini resah dengan alat deteksi atau reagen polymerase chain reaction (PCR) virus Corona penyebab Covid-19 yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Reagen PCR itu, menurutnya, saat digunakan ke beberapa sampel pasien, hasilnya kurang baik.
Akhirnya, pada Agustus 2020 sebanyak 1.200 reagen PCR merek Sansure Biotech diretur ke BNPB. Ia pun mengakui, reagen merek Sansure itu kurang cocok dengan mesin yang dimiliki Laboratorium Terpadu UIN.
“Karena kan tiap reagen itu punya kekhasan dan kecocokan terhadap mesin sendiri-sendiri,” ujar dia saat wawancara virtual dengan tim Klub Jurnalis Investigasi (KJI), Rabu (17/2).
Erike mengatakan, pihak BNPB tak pernah memastikan kecocokan mesin PCR yang ada di Laboratorium Terpadu UIN. Meski katanya, ada orang dari BNPB yang pernah berkunjung ketika laboratorium itu ditunjuk menjadi tempat pemeriksaan sampel Covid-19.
“Tetapi apakah saat itu mengecek alat? Saya kurang tahu,” tutur dia.