Muchsin Kamal diyakini tak terkait dengan aksi terorisme Zakiah Aini di Mabes Polri.
Densus 88 Antiteror menangkap Muchsin Kamal alias Imam Muda terkait kasus penyerangan anggota polisi yang dilakukan terduga teroris lone wolf Zakiah Aini (ZA) di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (31/3). Penangkapan terhadap Muchsin dilakukan di Syiah Kuala, Banda Aceh, Jumat (1/4).
Penangkapan terhadap Muchsin tersebut direspons pengamat terorisme Al Chaidar yang meyakini bahwa Imam Muda tak terkait dengan aksi seorang teroris ZA tersebut. "Sebagai peneliti tentang terorisme saya sangat meyakini bahwa Muchsin Kamal atau biasa dipanggil Imam Muda (imeum muda) tidak bersalah dan sama sekali tak terkait dengan peristiwa serangan lone-wolf tersebut secara yuridis," ujar Al Chaidar dalam keterangan tertulis dengan judul "Pledoi untuk Muchsin Kamal" diterima via WhatsApp, Minggu (4/4).
Dosen dan peneliti di Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe ini kemudian membeberkan rekam jejak pria kelahiran Lampoh Saka, Peukan Baroe, Pidie 6 Juli 1991 itu. "Muchsin Kamal adalah seorang saudagar muda yang hebat. Seperti kebiasaan pedagang di wilayah Pidie yang taat beragama dan rasional dalam mengelola bisnis, dia sangat sukses dalam berbagai bisnis: perkebunan sawit, dagang air-soft-gun, jual beli bedil angin, dan perkebunan alpukat," bebernya.
Dia menyampaikan bahwa bisnis kebun alpukat Muchsin sangat sukses dan mampu memperkerjakan banyak eks kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang tak terayomi oleh program reintegrasi pasca Memorandum of Understanding di Helsinki 2005.
"Bagi kawan-kawannya eks Jalin 2010 yang sangat mengenalnya, Muhsin Kamal sangat anti terhadap ISIS (Islamic State of Iraq and Syam), dan membawa pemahaman yang sangat moderat setelah keluar dari penjara. Sebelum penangkapan kemarin sempat komunikasi beberapa rekannya, dan mereka berani menjamin Muchsin Kamal tidak tahu menahu dengan aksi lone-wolf Zakiah Aini di Mabes Polri Jakarta," ungkapnya.