Dengan demikian, diharapkan ceramah agama tidak melulu tentang ritual dan akhirat.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, mendorong edukasi mitigasi bencana masuk dalam materi khotbah keagamaan. Tujuannya, meminimalisasi dampak dan membentuk karakter tangguh warga dalam menghadapi bencana.
"Saya usulkan, kebetulan saya masuk di Panja RUU (Penanggulangan Bencana) itu, memasukan dalam khotbah-khotbah, baik di masjid, gereja, maupun yang lainnya. Sehingga, pola keagamaan kita tidak melulu soal ritual, tidak melulu soal akhirat, tetapi justru yang jelas saja," katanya saat gelar wicara "Kita Jaga Alam-Alam Jaga Kita," Sabtu (14/11).
Baginya, pemahaman mitigasi bencana dan mencintai lingkungan perlu dipahami umat. Sebab, seluruh agama mengajarkan tentang mencintai dan menjaga alam.
"Yang masuk surga itu bukan orang yang bangun malam semalaman. Yang masuk surga itu orang yang nyingkirken duri dan sampah dari selokan. Yang masuk surga itu yang menanam satu-dua pohon," tuturnya.
Maman juga mendorong mitigasi bencana dimasukkan dalam materi pendidikan. Ini seperti yang dilakukan Jepang, negara yang paling sering dilanda gempa bumi, sehingga siap dalam menghadapi bencana.