Kelompok etnonasionalis di Aceh ada sekitar tujuh hingga sembilan kelompok.
Pengamat terorisme Al Chaidar merespons dua insiden penembakan yang terjadi di Aceh belum lama ini. Pertama kasus penembakan pos polisi, dan kedua penembakan Komandan Tim Badan Intelijen Strategis (BAIS) Pidie, Kapten Abdul Madjid.
Ia meyakini pelaku penembakan adalah kelompok etnonasionalis yang muncul sebagai respons dari buruknya tata kelola pemerintahan saat ini. Mereka, kata Al Chaidar, merasa tidak puas dengan pemerintahan yang ditandai oleh banyaknya kasus korupsi, terutama di Aceh.
"Yang melakukan tembakan terhadap kantor Polsek itu adalah kelompok etnonasionalis. Pelaku penembakan terhadap komandan tim BAIS di Pidie adalah juga dari kelompok juga etnonasionalis. Kelompok etnonasionalis ada sekitar tujuh atau sembilan kelompok yang menamakan dirinya macam-macam,” ujarnya kepada Alinea.id, Sabtu (30/10/2021).
Menurutnya, keinginan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selalu hidup di dalam masyarakat yang tata pemerintahannya sangat buruk.
"Masyarakat yang hidup di tengah subur korupsi biasanya sangat banyak terjadi gerakan-gerakan liar. Kelompok ini berusaha menghancurkan dan ingin memisahkan diri,” kata dosen antropologi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe ini.