Hingga 17 maret 2023, Badan Geologi mencatat ada 69 kejadian awan panas guguran.
Gunung Merapi tidak lagi mengeluarkan guguran awan panas sejak 17 Maret 2023. Namun demikian, masyarakat diminta tetap waspada karena aktivitas guguran lava masih terjadi hingga kini.
"Guguran lava masih terus sampai sekarang. Itulah ciri khas Merapi seperti itu. Kalau malam kelihatan batuan masih panas, kelihatan menyala," kata Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto, dalam konferensi pers, Selasa (21/3).
Hingga 17 maret 2023, Badan Geologi mencatat ada 69 kejadian awan panas guguran. Jarak luncur terjauh 4 kilometer (km) ke arah barat daya atau Sungai Bebeng dan Sungai Krasak pada 11 Maret 2023, pukul 12.19 WIB.
Dampak dari erupsi tersebut, ungkap Sugeng, menyebabkan beberapa daerah di Jawa Tengah (Jateng), khususnya di barat hingga barat laut, mengalami hujan abu. Yakni, Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara.
"Saudara-saudara kita yang beraktivitas di sekitar Merapi sudah kita berikan penjelasan dan peringatan agar tidak dekat-dekat dengan Merapi sejauh 7 km dari puncak. Itu untuk worst case-nya, tapi yang terjadi hanya sekitar 4 km," tuturnya.