"Setelah 10 tahun pascameninggalnya Gus Dur, gerakan penghancuran tradisi dan budaya terus terjadi," kata Sinta Nuriyah.
Istri almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah, mengatakan selama ini suaminya hanya dikenal orang sebagai presiden dan kiai.
Padahal, ungkap Sinta, Gus Dur juga politikus yang humoris dan seorang budayawan. Bahkan, Gus Dur pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
“Bukan hanya berhenti pada pemikiran dan ide saja, Gus Dur menerapkannya pula dalam laku hidupnya. Terbukti, dari konsistensi dia membela tradisi sebagai cerminan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Sinta dalam acara “Haul Sepuluh Tahun Berpulang Gus Dur” di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Menurut Sinta, bagi Gus Dur melestarikan kebudayaan pada hakikatnya menjaga kemanusiaan. Melalui gagasan pribumisasi Islam, Gus Dur melestarikan gerakan silaturahim untuk mempertahankan tradisi agar tak terancam sekelompok orang yang mengatasnamakan agama.
"Gus Dur merajut retakan itu agar diserap kembali. Setelah 10 tahun pascameninggalnya Gus Dur, gerakan penghancuran tradisi dan budaya terus terjadi,” kata Sinta.