Anggaran yang besar diperlukan untuk mendukung mulai beroperasinya organisasi baru yakni Koopsus TNI.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengeluhkan soal anggaran untuk institusinya yang dianggapnya masih jauh dari harapan. Padahal, anggaran yang dibutuhkan untuk operasional TNI cukup banyak. Terlebih terdapat organisasi baru yakni Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang bekerja khusus untuk memberantas terorisme.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp131 triliun untuk Kementerian Pertahanan pada 2020. Anggaran tersebut meningkat sebesar Rp10 triliun dari 2019 yang hanya sebesar Rp121 triliun.
Meskipun terbilang cukup besar dibanding kementerian lainnya, namun anggaran tersebut terbagi untuk tiga matra yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Bandingkan dengan anggaran Polri yang mencapai Rp104,7 triliun pada 2020 hanya untuk satu matra.
“Ya memang masih belum terpenuhi sesuai dengan kebutuhan kita,” kata Hadi Tjahjanto di sela-sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).
Tanpa menjelaskan detail rincian anggaran yang disebutnya masih kurang, Hadi mengatakan yang jelas program kerja TNI ke depan sesuai dengan rencana strategis (Renstra) Tahap III atau periode 2019-2024. Salah satunya diperlukan percepatan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). “Termasuk di antarannya kapal selam,” ujar Hadi.