Nilai tersebut jauh lebih murah daripada membeli hak siar Liga Indonesia.
Mantan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dirut LPP TVRI), Helmy Yahya, menyangkal tudingan penyiaran Liga Inggris akan berdampak buruk. Bak kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR, dia menerangkan, nilai kontrak hak siar tersebut hanya US$3 juta. Namun, tak seluruhnya berasal dari kocek TVRI.
"Harganya cuma US$3 juta. (Sebesar) US$1 juta, itu komitmen diambil iklannya. Kami (TVRI) cuma membayar US$2 juta," ucapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1).
Helmy menambahkan, keuntungan yang didapatkan TVRI berupa hak siar 76 pertandingan. Belum termasuk preview dan highlight pertandingan selama satu jam dalam 38 pekan.
Diklaimnya, kebijakan tersebut melipatgandakan penonton stasiun televisi pertama di Indonesia ini. Mengingat penggila bola Tanah Air jumlahnya melimpah ruah. Apalagi, biaya operasionalnya sekitar Rp130 juta per episode.