Dulu, Israel U19 juara Asia junior beruntun pada 1964 sampai 1967, kemudian 1971 dan 1972.
Tim Israel U-20 (kelompok umur di bawah 20 tahun) tidak ada di dunia persepakbolaan yang damai ini. Yang ada hanya tim nasional Israel U19. Israel U19 merupakan tim pengumpan pemain untuk skuad U21. Mereka menjelma kesebelasan belia penuh spirit energik yang amat bersemangat nan berbahaya bagi semua lawannya di atas lapangan.
Piala Dunia U-20 menurut rencana semula digelar di Indonesia, 20 Mei-11 Juni 2023. Di sini Israel U19 menjadi salah satu dari 24 tim yang akan tampil, tapi sebagian orang menolak kedatangan mereka. Turnamen itu sudah mundur dua tahun dari jadwal awalnya pada 2021. Situasi yang berkembang akibat penolakan tersebut membuat FIFA mengambil keputusan: mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.
Dulu, Israel U19 juara Asia junior beruntun pada 1964 sampai 1967, kemudian 1971 dan 1972. Mereka enam kali mengangkat piala. Bersama Indonesia, Israel pernah bergabung dalam empat edisi turnamen di Kejuaraan Asia Junior 1967, dan kemudian berurut-turut dari 1970 hingga 1972 setahun sekali.
TIMNAS VS ISRAEL 1967, 1972
Tercatat sejarah, empat kali gelaran kejuaraan pemuda itu sarat persahabatan. Tanpa diganggu protes yang salah kaprah, tidak ada juga keberatan. Indonesia bukan tidak pernah bertanding lawan Israel. Kedua kesebelasan di final 1967, tapi timnas Garuda kalah telak 0-3.
Petikan arsip di National Library Board Singapura mengutip sebuah reportase: "Israel mengincar gelar juara keempat kalinya berturut-turut selama empat turnamen dalam empat tahun ketika mereka menghadapi timnas Indonesia yang cepat di final Kejuaraan Asia Junior di National Stadium, besok malam," tulis jurnalis Alan Thomas dari Bangkok untuk surat kabar The Straits Times, 27 April 1967.
Khususnya melawan PSSI, bukan di tahun 1967 itu saja Israel pernah bermain. Kamis, 30 Maret 1972, pada Turnamen Kualifikasi Olimpiade Grup AFC-A, disaksikan 40 ribu penonton di Bogyoke Aung San Stadium, Yangon, Burma. Wasit Harpajan Singh Dhillon dari Singapura meniup peluitnya untuk mengesahkan gol tunggal Victor Sarussi di menit ke-47 yang membuat Indonesia bertekuk lutut kalah tipis 0-1.
Buruknya, pada tahun 1974 secara organisasi, Israel dikeluarkan dari kompetisi AFC, atas usul Kuwait (karena negara-negara Arab lainnya menolak untuk bertanding melawan mereka). Penolakan yang sama selain dari Liga Arab juga dilakukan oleh negeri kermit Korea Utara.
Israel praktis menjadi tim tanpa konfederasi, awal era 1980-an lebih banyak bermain dengan tim-tim Eropa sebelum mengikuti kualifikasi Piala Dunia 1982 zona UEFA. Dua turnamen dunia selanjutnya, mereka mengikuti penyisihan dari jalur OFC, Oceania. Baru pada 1991, menjadi anggota UEFA, konfederasi sepak bola Eropa.
TERGANTUNG DI BINTANG
Tampilan perdana Israel U19 paling mutakhir di putaran final elit Kejuaraan UEFA U-19 2022. Mereka ketinggalan 0-1 dari Serbia pada menit ke-8 saat bermain di Mestský štadión, Žiar nad Hronom, Slovakia. Di laga pertama Grup B pada 19 Juni 2022.
Menyerang lewat kiri, sayap Serbia Nemanja Motika membombardir area bek kanan Israel yang kosong ditinggalkan Ilay Feingold. Gelandang bertahan Oscar Gloukh terpaksa turun melapis pertahanan.
Gloukh menempel Motika, berupaya mengambil bola dari sela kakinya. Tapi Motika mengungguli langkah Gloukh sepenuhnya. Lari otomotifnya membawanya sampai dekat ke garis belakang, di mana dia melihat ke tengah untuk mengirim umpan datar silang. Sambutan striker Marko Lazetić, yang mengeksekusi sentuhan, menjebolkan bola.
Delapan menit kemudian Gloukh membayar langkahnya yang tertinggal dari Motika. Dia menyeimbangkan skor 1-1. Babak kedua, mereka bahkan membalikkan kedudukan 2-1 ketika Ahmed Ibrahim Salman mencetak gol. Striker keturunan keluarga Muslim itu menyontek bola muntah di mulut gawang untuk keunggulan Israel U19. Pada tambahan waktu 90+3, Serbia berhasil menyamakan skor 2-2 sekaligus mengakhiri laga.
Sisa dua pertandingan lain, skuad besutan Ofir Haim mendulang angka penuh melalui kemenangan 4-2 atas Austria dan kalah tipis 0-1 dari Inggris. Israel U19 pun otomatis lolos ke Piala Dunia U-20 2023 karena menjadi runner-up Grup B. Maju ke semifinal, mereka menundukkan Prancis 2-1 untuk kembali ditekuk Inggris pada laga final 1-3.
Seantero benua Biru terkejut tahun lalu ketika Israel Belia melaju ke final Kejuaraan UEFA U19 2022 tersebut. Awalnya muncul sebagai unggulan lapis kedua dari pot B, mereka hanya menduduki rangking 20 di undian zona kualifikasi. Hasilnya hebat, meluncur lancar jadi elit 8 Besar, menyabet gelar runner-up turnamen, prestasi tertinggi mereka.
Sampai ke mana langkah tim muda yang telah menjadi korban politik di Indonesia itu menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit Piala Dunia U-20? Sebagai tim terkuat nomor dua Eropa, mereka jelas menyimpan potensi dahsyat. Kalaupun gagal, Israel akan jatuh santuy dan nyaman ke atas awan yang empuk di antara bintang-bintang.
Sementara Indonesia gagal menjadi tuan rumah karena dibatalkan FIFA. Pelajaran pahit harus ditelan, terganjal oknum yang lupa sejarah olahraga sepak bola seutuhnya. Yang diingat kaum penolak bala itu cuma dua periode urung bertanding dengan Israel, mengacu catatan cacat yang tidak lengkap sama sekali.
Itu National Stadium, Bangkok, masih berdiri megah di dekat MBK Wang Mai. Bogyoke Aung San Stadium, di pusat kota Yangon, tetap beralamat di Mingala Taungnyunt 11221. Pertandingan Indonesia versus Israel 1967 dan 1972 di sana sudah jadi bagian dari masa lalu.
Di masa depan, PSSI tentu masih bisa memperjuangkan nama baik, reputasi baru. Caranya gampang, coba sediakanlah stadion paling bagus dan rumput paling indah untuk timnas Israel versus Palestina memainkan pertandingan persahabatan. Atau kalau pergelaran turnamen mini segitiga boleh juga.
Bagaimana saat itu hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel? Barangkali bisa diskresi saja dulu. Atas nama perdamaian: asas kemanusiaan tanpa peperangan.