Peristiwa yang terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya berlangsung saat fase purnama.
Gerhana Bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga cahaya tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya berlangsung saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
"BMKG sebagai institusi pemerintah, memberikan informasi peristiwa Gerhana Bulan Total (GBT) 28 Juli 2018, yang merupakan gerhana bulan total terlama pada abad ke-21," jelas Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/7).
Proses GBT 28 Juli 2018 dimulai ketika piringan Bulan mulai memasuki penumbra Bumi pukul 00.13 WIB. Setelah itu, kecerlangan Bulan lebih redup dibandingkan dengan kecerlangannya sebelum gerhana. Perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah gerhana.
Ketika piringan Bulan memasuki umbra Bumi pukul 01.24 WIB, fase gerhana sebagian dimulai. Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian Bulan yang mulai memasuki umbra Bumi. Semakin lama, maka bagian gelap ini semakin besar, hingga akhirnya seluruh piringan Bulan memasuki umbra Bumi pukul 02.30 WIB. Sejak itu, bagian Bulan memerah dan mencapai puncak merah yang merupakan saat puncak gerhana pada pukul 03.22 WIB.
Memerahnya piringan Bulan ini karena cahaya Matahari dihamburkan atmosfer Bumi, selanjutnya bagian cahaya merahnya diteruskan sampai Bulan. Karena itu, fase totalitas Gerhana Bulan Total akan berwarna kemerahan.