Jumat Agung menginspirasi makna pengorbanan para pemimpin di negeri untuk rela berkorban.
Jumat Agung bagi umat Kristen sedunia adalah sebuah hari yang penuh dengan permenungan, dimana semua umat berkabung dalam sepi meratapi kisah sengsara Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Golgota sampai wafat di atas kayu salib. Bagi orang Kristen, salib adalah sebuah penebusan, mungkin juga tantangan hidup bagi mereka yang percaya kepadaNya.
Hanya ketika orang Kristen menerima salib itu diimani bahwa Yesus akan mengubahnya menjadi sebuah penebusan. Layaknya sebuah firdaus yang membahagiakan.
Hukuman salib yang harus ditanggung Yesus dan kematian-Nya merupakan puncak gerakan antikekerasan yang dilancarkan Yesus demi membela rakyat yang ditindas penguasa agama yang berkonspirasi dengan penguasa politik pada saat itu. Salib adalah risiko tertinggi yang harus ditanggung Yesus dalam kesetiaan dan konsistensi-Nya membela rakyat yang dipinggirkan, diperlakukan tidak adil dan diperas oleh tangan-tangan kotor penguasa agama dan politik zaman itu.
Salib adalah konsekuensi logis sikap Yesus dalam kerelaan memberikan pipi kiri kepada sang penampar yang telah menghajar pipi kanan dalam rimba kebuasan manusia. Itulah bentuk perlawanan radikal yang memutus siklus kekerasan dan balas dendam dengan cara membawa perdamaian.
Ada harapan yang cerah atas iman keparcayaan kepada Yesus sehingga Jumat Agung yang dirayakan umat Kristen sedunia pada hari ini (30/3). Umat Kristen mengartikannya sebagai semangat untuk membangkitkan dan membangun interaksi dan kebersamaan antarmanusia.