Nasional

Jurnalisme Indonesia dinilai belum ramah gender

Jumlah jurnalis perempuan di Indonesia jauh lebih rendah ketimbang jurnalis pria.

Rabu, 21 April 2021 16:37

Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Tri Ambarwatie mendorong jurnalis perempuan untuk lebih proaktif menggeluti isu-isu gender. Menurut dia, ruang redaksi atau newsroom jurnalisme Indonesia masih belum ramah gender.

Menurut Tri, dari segi jumlah, keberadaan jurnalis perempuan di Indonesia memang masih kalah jauh ketimbang jurnalis pria. Berdasarkan survei Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia 2012, dari sepuluh jurnalis, hanya ada dua sampai tiga jurnalis perempuan.

"Mungkin hanya di Jakarta komposisi jurnalis perempuan dan laki-laki mencapai 40 berbanding 60. Di luar kota Jakarta, terutama di kota-kota madya, ketimpangan jumlah jurnalis perempuan dan laki-laki sangat terasa dan memprihatinkan," kata Tri dalam webinar LP3ES bertajuk "Peran Perempuan dalam Perubahan Sosial" menyambut Hari Kartini, Rabu (21/4).

Kendati jumlahnya sedikit, Tri mengatakan keberadaan jurnalis perempuan sangat krusial, terutama keberpihakan terhadap isu-isu gender. Baik dari segi kepedulian terhadap persoalan-persoalan sosial, empati kepada korban, pemilihan angle berita, hingga keberpihakan kepada perempuan dan anak.

Dia kemudian mencontohkan kasus prostitusi online yang menjerat artis Vanessa Angel (VA) pada 2019 di Jawa Timur. Saat itu, Tri selaku produser program mengaku tidak larut dengan euforia pemberitaan, termasuk mengejar rating share. Dia memilih meliput kasus VA tersebut pada saat yang bersangkutan ditangkap, masuk sidang dakwaan dan sidang vonis.

Marselinus Gual Reporter
Fathor Rasi Editor

Tag Terkait

Berita Terkait