Perputaran uang tersebut, akan menyebar di sektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor).
Setelah tiga tahun mudik menerapkan pembatasan, tahun ini pemerintah mengakhiri PPKM dan tidak lagi mewajibkan memakai masker di ruang terbuka. Hal itu membuat antusias dan animo masyarakat melakukan mudik pada Idulfitri 1444 H sangat tinggi.
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, jumlah pemudik tahun ini berpotensi naik sebesar 14,2% atau mencapai 123,8 juta orang, dibanding tahun lalu sebesar 85,5 juta orang. Disamping mudik, ada juga warga yang melakukan perjalanan wisata keluarga ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Mengingat masa libur bersama yang demikian panjang sehingga dapat dimanfaatkan untuk menikmati kebersamaan keluarga.
"Dengan jumlah pemudik yang demikian besar, maka dipastikan ekonomi daerah yang menjadi tujuan mudik akan bergairah dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Asumsi perputaran uang selama libur Idulfitri 1444 H mencapai Rp92,3 triliun dan tersebar di seluruh pelosok tanah air," tutur Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang, dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/4).
Jumlah tersebut, dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Dengan asumsi, setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3 juta. Angka Ini dihitung rata-rata paling minimal dan masih berpeluang di atas itu.
Perputaran uang tersebut, akan menyebar di sektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor), laut (kapal laut) dan udara (pesawat), kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual souvenir, warung dan toko di daerah dan berbagai produk unggulan daerah. Mudik Idulfitri tahun ini, terdiri atas mudik antarkabupaten/kota, antarprovinsi, antarpulau dan antarwilayah. Antarwilayah maksudnnya dari kawasan Barat ke Tengah dan Timur atau sebaliknya.