Wapres Jusuf Kalla menilai apabila narapidana kasus terorisme ditahan terpisah-pisah, justru menimbulkan virus radikalisme.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kerusuhan yang terjadi di rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua tidak terkait dengan aksi terorisme. JK yakin polisi dapat menyelesaikan kerusuhan yang terjadi pada Selasa (8/5) malam.
Wapres Kalla berharap kepolisian dapat segera menyelesaikan persoalan yang terjadi di markas pasukan khusus Polri tersebut. Apalagi Mako Brimob merupakan tempatnya pasukan khusus, Gegana dan Brimob.
JK mengomentari tentang lokasi kejadian yang merupakan rutan bagi terpidana kasus terorisme. Kalla mengakui memang menimbulkan risiko untuk memunculkan kembali tindak kejahatan terorisme, apabila sel pelaku terorisme disatukan. Namun lebih berisiko apabila narapidana kasus terorisme ditahan terpisah-pisah, karena bisa menimbulkan virus radikalisme baru.
"Begini, memang kalau teroris digabung menjadi satu itu, mereka (teroris) bisa bikin universitas. Tetapi kalau dipecah-pecah justru bikin virus. Mereka ada yang sedang dalam tahap pemeriksaan, sebagian belum ke pengadilan," kata kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta pada Rabu (9/5) seperti dikutip Antara.
Kerusuhan terjadi di rutan Mako Brimob diduga melibatkan narapidana kasus terorisme dan petugas Polisi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal M Iqbal menyatakan polisi sudah dapat mengendalikan kondisi setelah terjadi kerusuhan antara petugas dan tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5) malam.