Kemenkes melihat gejala klinis paling banyak terjadi adalah demam sebanyak 76%.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyampaikan perkembangan hepatitis akut misterius di Indonesia. Di mana hingga Jumat (24/6) terus bertambah yang tercatat sebanyak 70 kasus di 21 provinsi. Hanya ada sedikit pertambahan kasus untuk hepatitis akut ini. Di mana dari 70 kasus kumulatif di 21 provinsi, sebanyak 40 pasien yang discarded (dikeluarkan).
“Perkembangan kasus di Indonesia ada 70 kasus dugaan ini ada 16 probable dan 14 pending dan 40 discarded disingkirkan karena tidak diketahui dan tidak termasuk hepatitis di 21 provinsi,” kata Syahril saat dipantau secara online, Jumat (24/6).
Dari kasus ditemukan, Syahril mengatakan paling banyak di Jakarta. Dari dugaan kasus yang ada, Kemenkes melihat gejala klinis paling banyak terjadi adalah demam sebanyak 76%. Kemudian diikuti mual, muntah dan jaundice atau penyakit kuning.
“Update 21 Juni 16.00 ada 16 probable, 14 pending dan 40 discarded. Dari 70 kasus yang dilaporkan terdapat 40 (57,1%) pasien yang discarded,” katanya.
Gejala ini jelas berbeda dari yang ada di Inggris, di mana jaundice (warna kekuningan pada kulit atau bagian putih mata) menjadi gejala utama, baru kemudian diikuti muntah, lethargy (rasa lelah yang parah) dan diare.